Usapan Lembut Berujung Seks Malam Pertama

CONTENT WARNING Graphic Description of Sex, Explicit Scene (Nipple Playing, Hand job, Blow Job), Dirty Talk, Local Porn Word, Unprotected Sex


Marko kembali ke kamarnya setelah ia selesai menggosok giginya dan menyudahi konsultasi dengan teman-temannya di group chat. Pemuda itu membaringkan tubuhnya disamping Jerash yang sedang menonton serial netflix di TV kamar sambil mengelus perutnya.

“Sakit perutnya?” tanya Marko sambil mengelus rambut Jerash dengan lembut.

“Enggak tapi tadi sedikit kram pas resepsi. Kayaknya gara-gara kebanyakan berdiri. Untung tadi enggak dibarengi mual juga. Tumben banget.” kata Jerash sambil tersenyum kecil.

“Berarti dedek tau ya kalo Daddy sama Papa lagi acara besar jadi enggak mau repotinya Papanya.” kata Marko lalu mencium puncak kepala Jerash. Tangan kirinya ikutan mengelus perut Jerash.

“Tangan kamu anget, Ko. Aku suka.” kata Jerash yang sudah berhenti mengelus perutnya. Ia membiarkan Marko mengelus perutnya didalam piayama yang Jerash pakai.

Namun, tangan itu malah semakin turun dan sekarang malah mengelus penis Jerash pelan. Mengusapnya dengan lembut hingga sang suami manisnya mendesah kecil.

“Kamu capek enggak?” bisik Marko tepat ditelinga Jerash.

“Eng—Ah! Enggak…”

“Jadi, boleh enggak Daddy ketemu sama Dedek disini. Sekalian manjain Papanya.” ujar Marko sebelum akhirnya ia menjilat sensual telinga Jerash.

“Iya, Daddy. Boleh.” Jerash menahan tangan Marko yang masih mengocok penisnya. “Aku enggak mau keluar pas dikocokin Daddy. Maunya keluar pas dimasukin sama Daddy.”

As you wish. Aku bakal bikin malam pertama kita jadi yang terbaik. Aku bikin kamu nangis keenakan.” kata Marko sebelum akhirnya mencium Jerash dengan ciuman basah yang melibatkan lidah.

Marko harus hati-hati karena Jerash saat ini sedang berbadan dua. Ia tidak mau menyakiti Jerash juga buah hatinya yang belum lahir itu. Marko benar-benar memanjakan Jerash dengan kenyamanan. Tidak butuh waktu lama untuk keduanya saling membuka satu persatu pakaian mereka. Kini, mulut Marko sedang menjelajahi dua puting tegang Jerash.

“Lebih enak lagi kalo nanti kalo puting kamu ngeluarin susu.” Marko mengecup ujung puting Jerash.

Kecupan itu tidak berhenti pada kedua puting Jerash tapi semakin kebawah menuju perut Jerash yang masih rata.

“Halo, Dedek. Ini Daddy. Daddy mau ketemu dedek boleh, ya?”

“Boleh Daddy. Enakin Papa juga ya, Daddy sampe luber pejunya Daddy atau belepotan pejunya Daddy.” ucap Jerash dengan suara mirip anak kecil.

Marko terkekeh lalu mencium perut Jerash dengan buru-buru yang menimbulkan efek geli. Ucapan Jerash benar-benar ingin membuat Marko memasuki suaminya ini dengan segera.

“Ah!”

Mata Jerash memejam. Pinggulnya naik ketika Marko memasukkan penisnya kedalam mulut. Marko menjilat ujung penis Jerash yang membuat mata Jerash bergulir keatas dan melengkungkan punggungnya. Jemari Jerash semakin meremat bantal dan pahanya tidak tahan untuk menjepit kepala Marko dibawah sana. Paha Jerash ditahan kuat oleh Marko. Dibiarkan mengangkang lebar.

“Marko, ah! Enak banget—Ah!”

Marko menyisakan batang penis Jerash untuk ia kocok. Lubang kencing Jerash ia terus jilat sampai Marko rasa Jerash sedikit mengeluarkan percum diujung penisnya.

“Eung! Ah! Mau cum, Daddy! Gak—Ah! Gak tahan. Aku mau cum…”

Marko mengocok penis Jerash dengan gerakan cepat dan akhirnya Jerash mengalami ejakulasi pertamanya. Spermanya luber mengotori sperei kasur mereka. Nafas Jerash terengah. Keringat akibat perbuatan panas itu membuat rambut Jerash lepek tapi ini yang Marko suka. Tatapan sayu yang menggoda itu.

“Kontol Daddy masuk ya, Sayang. Udah pengen ketemu Dedek didalem. Mau ngenakin Papa juga.”

Gerakan pinggul Marko terkesan pelan dan teratur tapi tetap mengenai prostat Jerash hingga Jerash mendesah pasrah dibawah kuasanya.

“Ngh! Ah! Mau keluar…” Jerash berusaha menggapai penisnya yang tegang untuk ia kocok.

“Ko—Ah! Mau cum, Daddy…”

“Sabar—Ah!” Marko bergerak menyentuh penis Jerash sambil masih terus menggerakan pinggulnya. Ia menggaruk lubang kencing Jerash sampai Jerash berteriak ribut.

“Ah!”

Tubuh Jerash sedikit tersentak. Perutnya terasa hangat ketika ia merasa sperma milik Marko mengalir kedalam dirinya. Marko masih menggerakkan pinggulnya pelan untuk memeras keluar spermanya.

“Ah, enak banget. Dijepit sama lubang kamu, By.”

“Penuh banget, Daddy. Luber sama peju kamu nih. Kasian dedek dikasih asupan peju padahal masih kecil.”

“Duh, mulutnya kotor banget. Ini kalo enggak lagi hamil udah langsung aku genjot buat ronde kedua.” kata Marko sambil mengeluarkan penisnya dari lubang Jerash.

“Ronde keduanya aku sepongin aja gimana, Daddy? Aku masukin kontolnya nyampe dalem ke tenggorokan. Aku buat Daddy keenakan. Mau, Daddy?”

Marko mencubit hidung Jerash. “Sepongin sampe Daddy semprot mukanya sama peju ya.”

“Iya, Daddy.”