Honeymoon Night
Content Warning : Graphic Description of Sex, Explicit Scene (nipple playing, handjob, fingering), Dirty Talk, Unprotected Sex, Creampie (ejakulasi di dalam)
“Mau mandi bareng, nggak?” tanya Jerash yang baru saja keluar dari kamar mandi.
“Huh?” Marko menyengit bingung karena tidak biasanya Jerash menawarkan mandi bersama. Ia tahu kalau Jerash paling tidak suka ritual mandinya diganggu.
“Aku mau mandi bareng kamu, Ko.” kata Jerash lalu menarik tangan Marko untuk masuk ke dalam kamar mandi.
Ternyata kamar mandi itu sudah dihias sedemikian rupa oleh Jerash. Lampunya diredupkan, diganti dengan lilin yang entah kapan dibeli Jerash. Lilin beraroma wangi yang membuat seisi kamar mandi wangi aroma bunga melati yang menenangkan.
“Pantes lama di kamar mandi.” gumam Marko membuat Jerash terkekeh.
“Ini namanya mandi romantis, Sayang.” Jerash perlahan membuka kaos yang dipakai Marko. Setelahnya, ia melepaskan kaosnya.
Jerash melepaskan celananya di hadapan Marko lalu berjalan menuju bathtub untuk merendam tubuhnya pada air hangat yang bercampur dengan sabun. Marko pun juga melakukan hal yang sama. Ia menanggalkan pakaian terakhirnya lalu bergabung dengan Jerash di bathtub.
Ini kali pertamanya bagi mereka untuk mandi bersama apalagi kali ini momen mandi bersama mereka dilingkupi dengan suasana romantis yang Jerash buat. Dalam redupnya cahaya Marko dapat melihat paras wajah Jerash yang sangat manis. Rambutnya sedikit basah karena terkena air. Kedua tangan Jerash diletakkan pada pinggir bathtub. Laki-laki itu sangat menikmati mandi malamnya.
“Cantik banget sih.” ucap Marko membuat Jerash tersenyum kecil.
Marko mencondongkan tubuhnya. Ia mendekatkan wajahnya untuk mencium bibir tipis Jerash. Laki-laki itu sudah tidak tahan untuk memanfaatkan suasana romantis ini menjadi adegan panas diantara mereka berdua. Bibir Marko melumat pelan bibir bawah Jerash yang tidak disangka langsung disambut baik oleh Jerash. Kedua tangan Jerash kini menekan tengkuk Marko untum memperdalam diciuman mereka.
“Hngh...”
Satu tangan Jerash dengan nakal menyentuh penis Marko disela-sela ciuman mereka. Saat Marko agak lengah tubuhnya didorong perlahan hingga Jerash kini berada dipangkuannya. Jerash memimpin ciuman mereka sambil terus mengocok penis keduanya dibawahnya.
“Ah!” kepala Jerash mendongak untuk memberikan akses bibir Marko untuk mejelajahi leher jenjang Jerash. Leher Jerash dihisap, digigit dan dikecup.
“Jangan berhenti.” bisik Marko yang kini tangannya ikut mengocok penis mereka.
“Hmm, ah! Hah...”
Nafas Jerash memberat. Ia terengah saat ejakulasinya. Tubuhnya yang melemas segera digendong oleh Marko untuk keluar dari bathtub. Marko sengaja menempatkan penisnya disela pantat Jerash sehingga menimbulkan gesekan yang membuat Jerash meremas punggung Marko.
“Kalo urusan ranjang. Aku yang bakal mimpin kamu, Jer.”
Marko meletakkan tubuh Jerash diatas kasur. Ia mengecup paha dalam Jerash lalu menyusuri perut hingga ke bagian dada. Mulut Marko dengan lihai memainkan lidahnya untuk menggoda puting Jerash yang mencuat tegang. Gigi Marko bermain dengan puting Jerash yang membuat laki-laki dibawah kuasanya itu mengerang nikmat sambil meremat rambut Marko.
Penis mereka saling bergesekan karena tubuh mereka sudah sama-sama telanjang. Disela ciuman intim mereka. Tangan Marko bergerilya memainkan dua puting Jerash. Kedua paha Jerash dilebarkan. Kini Marko beralih pada lubang Jerash yang berkedut. Dua jari Marko memainkan area sensitif itu sebelum akhirnya memasukkan jemarinya kedalam untuk membuat Jerash tambah teransang.
“Ah!” Jerash meremat bantal yang ia gunakan. Ia merasakan jemari Marko mengenai titik prostatnya yang membuat penisnya menegang. Penis itu disentuh lagi. Kini lubang kencingnya ditutup sambil digesek perlahan. Tubuh Jerash menegang. Rasanya seperti ada sengatan listrik pada tubuhnya.
“Sayang, aku masuk ya.” izin Marko sambil memegang kedua paha Jerash. Ia menempatkan penisnya tepat didepan lubang Jerash. Digesek sebentar pada lubang berkedut itu untuk bermain-main dan menggoda Jerash.
“Hngh, masukin. Sayang, masukin...” Jerash meremat lengan Marko.
Menurut permintaan Jerash. Marko memasukkan penisnya ke lubang Jerash. Mereka mendesah bersamaan saat penyatuan dalam satu hentakan itu menimbulkan rasa rematan yang nikmat. Lubang sempit Jerash menbuat Marko pusing. Penisnya seakan dipijat didalam sana. Ia menggerakan pinggulnya pelan untuk memastikan bahwa Jerash sudah merasa nyaman.
Jemari mereka saling bertaut saat Marko mulai menghentak cepat pinggulnya. Penis Marko menyundul prostat Jerash yang membuat laki-laki itu kewalahan. Belum lagi jika Marko menekan penisnya sambil ujung lalu menarik kembali dan mendorong lagi sampai dalam.
“Ko, ah! M—Mentokin lagi! Hngh! Ahn! Enggak kuat, pusing. Mentok banget.”
“Enak ya dimentokin gini? Kontol aku kerasa penuh yang di perut kamu? Sayang mau hamil, kan? Mau cepet punya baby, kan?” Marko mulai memancing dengan godaan kotornya sambil terus bergerak.
Jerash mengangguk. Ia mengigit bibir bawahnya. Perutnya benar-benar terasa penuh sekarang. Marko melihat itu, ia menuntun Jerash meraba pelan perutnya.
“Kontol aku lagi gerak. Lagi ngenakin kamu. Aku gerak cepet, ya?”
“Hum, ah! Lagi...”
Jerash mengocok penisnya sendiri disaat Marko sedang menciumnya dan memberi tanda pada leher juga dada.
“Marko! Ah!” nafas Jerash terengah saat ia ejakulasi. Spermanya muncrat ke dadanya padahal Marko masih bergerak mengerjai lubangnya.
“Aku belum keluar, Sayang.”
Marko menarik sedikit penisnya hingga tersisa kepala penisnya didalam lubang Jerash. Tubuh lemas itu dibawa untuk menungging. Marko merendahkan tubuhnya sambil bergerak pelan. Ia mencium, menghisap dan memberi tanda pada bokong Jerash serta memberikan remaskan pada dua bokong sekal itu.
“Ah! Marko! Hngh!” Jerash kembali mendesah saat Marko kembali bergerak mengerjai lubangnya dari belakang. Kepala Jerash mendongak menahan rasa nikmat yang ia rasakan pada lubangnya.
Kedua tangan Jerash dibawa ke belakang. Dikunci pergerakannya oleh Marko yang membuat Jerash makin menungging dan Marko secara cepat menggerakan pinggulnya.
“Ah! Sempit banget, Jer. Argh! Ngewein kamu dari belakang gini bikin kontol aku lebih gampang masuk.”
“J—Jangan ditahan, Ko. Sakit tanganku! Ah!”
Marko melepaskan tangan Jerash. Ia menarik pundak Jerash lalu mengarahkan kepala Jerash untuk menatapnya. Marko mencium Jerash lagi. Lidahnya menjilat bibir Jerash dan mengajak lidah Jerash untuk saling memberikan lumatan.
“Humph!”
Tangan Marko mengocok penis Jerash dengan gerakan cepat. Jempolnya berada di lubang kencing itu berusaha memberikan stimulus untuk merangsang Jerash kencing.
“Ja—Jangan, ah!”
Marko terkekeh kecil. Tidak mendengar permintaan Jerash untuk berhenti menjahilinya.
“Ah! Ah! Ahn! Ko...”
Lagi-lagi Marko mementokkan penisnya. Ia juga mulai merasakan jika penisnya ingin ejakulasi. Jempol Marko tidak berhenti menggesek lubang kencing Jerash sambil mengocok penis itu.
“Bareng.” ucap Marko sambil mencium pundak Jerash.
Badan Jerash bergetar. Ia lemas usai ejakulasinya yang ketiga. Kepalanya ditenggelamkan ke bantal. Ia mengelus perutnya sendiri karena merasakan kembung akibat ejakukasi Marko di dalam lubangnya. Sang suami masih bergerak pelan untuk mengeluarkan sisa spermanya. Hingga akhirnya, dia tidur disamping Jerash.
“Makasih, Sayang. Ini honeymoon night yang paling enak dan paling panas.” ucap Marko sambil mengecup pundak Jerash berkali-kali hingga si laki-laki manis itu tersenyum geli.
Jerash menuntun tangan Marko untuk mengelus perutnya. “Nanti disini ada bayi. Bayinya kamu.”
Marko terkekeh lalu mencium pipi Jerash karena gemas. Tubuh telanjang Jerash dipeluk erat oleh Marko. Rambut Jerash yang lepek karena keringat itu dirapikan oleh Marko. Marko tidak berhenti menciumi tubuh suaminya. Ah, malam ini benar-benar luar biasa. Mungkin besok pagi mereka akan menghabiskan waktu mereka di hotel saja.