cara kita berbaikan
content warning: nsfw, graphic description of sex, explicit sex (fingering, nipple playing), local porn word, local profanities, degrading, mentioning mpreg, unprotected sex
marko dan jerash sedang sering bertengkar. entah karena rasa yang mulai hilang diantara mereka atau beban pikiran yang menganggu mereka berdua. mereka tidak lagi sering mengucapkan, aku sayang kamu sebagai bahasa cinta tapi lebih sering memaki satu sama lain. ada banyak hal yang menjadi bahan perdebatan mereka yang sebenarnya adalah masalah sepele.
namun, untuk malam ini. jerash meluruhkan semua egonya untuk datang ke apartemen marko yang katanta adalah tempat bercinta paling aman untuk mereka berdua. jerash tidak bisa berbohong pada tubuhnya yang rindu disentuh dan dilecehkan oleh marko.
“ngapain kamu kesini?” nada bicara marko terdengar dingin ditelinga jerash.
“pengen baikan sama kamu.”
marko menaikkan salah satu alisnya. matanya menelusuri ujung kepala hingga kaki jerash. berbaikan itu punya dua arti bagi marko. pertama, jerash memang mengakui kesalahannya. kedua, jerash ingin bercinta dengan marko.
“kondomku lagi habis. aku malas beli.” kata marko. ia memilih pilihan kedua ketika melihat pakaian yang melekat pada tubuh sang kekasih. pakaian yang gampang dilepas; kebiasaan jerash.
“aku enggak masalah kalo kamu enggak pakai kondom. aku rela diisi sampai luber sama kamu atau mau bikin aku hamil juga enggak masalah.”
disentilnya bibir tipis itu sebelum dikecup sebagai permulaan dari acara bercinta mereka. bibir yang mahir mengeluarkan ucapan kotor itu membuat marko tersenyum miring.
“mulut kamu kalo udah pengen dientot ngomong kayak pelacur.” marko menarik tangan jerash untuk masuk kedalam apartemennya.
tubuh jerash didorong marko ke kasur. ia kukung tubuh ramping itu. tangannya menyusuri pinggang ramping jerash dan masuk kedalam kemeja kebesaran yang dipakai jerash.
“nanti kalo kamu hamil. tetek kamu bakal ada asinya. bakal tambah gede daripada ini. kalo aku puter kayak gini...”
“uh! ahn!”
“bakal ngucur asinya.” lanjut marko dengan tangan nakal yang masih bermain pada kedua puting jerash.
kancing baju jerash dibuka dengan gerakan tergesa. kali ini mulut marko yang bergelirya pada kedua tetek rata jerash. lidahnya bermain pada puting yang tegang itu hingga jerash menjerit tertahan akibat lidah nakal marko.
“nanti kalo kamu hamil. pinggangmu enggak akan seramping ini karena ada bayinya. yakin mau dihamili? yakin mau diisi sama pejuku?” tanya marko dengan nada tegas yang membuat jerash mengangguk kecil.
“anjing, jangan berani lagi sama aku kalo kamu masih butuh untuk aku entot dan sentuh, jerash!”
dan, setelah itu, celana yang dipakai jerash hilang entah kemana. kemeja yang ia pakai juga sudah dilempar entah kemana oleh marko. kini tubuhnya sudah telanjang dengan penis yang sedikit menegang.
perlakuan marko yang sedikit kasar itu membuat jerash semakin terpacu juga. semakin ingin dilecehkan dihancurkan oleh marko yang kini sedang menciumnya dengan kasar hingga ia kehabisan nafas. tangannya menarik sehelai dua helai rambut marko. memaksa laki-laki itu berpindah ke lehernya agar ia bisa bernafas walaupun rasa tercekat karena hisapan tiba-tiba marko pada lehernya.
menjerit adalah respon yang bisa jerash berikan ketika jari marko mulai melebarkan lubangnya dengan jari panjangnya. kedua kakinya mengangkang dengan sukarela untuk membuka jalan masuk dua jari marko yang mengobrak-abrik lubangnya.
“ah!” tangan jerash meremat kuat bantal yang ia pakai untuk menaruh kepalanya ketika dua jari marko mengenai titik nikmatnya.
“l—lagi...” dengan suara terbata dan serak ia meminta lagi untuk disundul titiknya.
sedangkan, sambil menggerakan jarinya. marko memainkan penis jerash dengan tangannya yang lain. ibu jarinya bermain diujung. kepala penis jerash. memberikan rasangan pada submisif yang sedang menjadi lacurnya untuk ejakulasi.
“ngh, ah! hah...”
nafas jerash terengah. tubuhnya mengejan ketika ia akhirnya berhasil ejakulasi untuk pertama kalinya. spermanya mengotori tangan marko. laki-laki itu langsung melepas seluruh pakaiannya. ia berlutut dihadapan jerash yang masih terengah sambil mengocok penis sebentar.
“jangan-jangan niat kamu ke apartemenku bukan buat baikan tapi minta dihamilin ya, jer?” tanya marko sambil membuka lebar paha sang kekasih.
“tahan kaki kamu tetep ngangkang. aku mau masuk. mau hamilin kamu biar kita jadi nikah. berani-beraninya kamu bilang batal nikah.”
penis yang menengang itu akhirnya masuk kedalam lubang jeras dalam satu hentakan. marko menggeram rendah karena lubang yang ia masuki sangat sempit sedangkan jerash lagi-lagi menjerit dengan punggung yang melengkung. kedua tangannya menahan kedua pahanya agar kakinya tetap mengangkang untuk marko.
marko tidak menunggu jerash siap. ia segera menggerakkan penisnya maju mundur dengan tempo yang cepat dan kasar. sesekali mementokkan penisnya untuk menyentuh prostat jerash.
yang dilecehkan hanya bisa mendesah dan terisak. air matanya sudah mengalir membasahi pipi mulusnya tapi tidak ingin meminta untuk berhenti karena rasanya yang nikmat. kalau sudah begini, tanpa disentuh pun jerash bisa keluar.
“ka—kasar, ah!”
“tapi, kamu suka, kan? suka kalo dikasarin begini? dimentokin sampe kamu jerit-jerit pengen lagi. jangan munafik jerash. wajah lacur kamu tuh enggak bisa bohong!”
“ngh, ah! ah! lagi...”
marko mendorong lagi penisnya. ia kembali menggeram ketika penisnya diremas oleh rektum lubang jerash. rasanya nikmat sekali. ia menarik mundur penisnya. disisakan kepala penisnya diujung lalu didorong lagi dengan kasar.
“mau...”
“sebentar.”
“marko.”
“ssst, diem. pejuku udah mau luber dilubang kamu. udah mau aku isi lubang kamu. aku tanem benih aku biar nanti kita jadi nikah.”
“ah!”
keduanya terengah ketika sampai pada pelepasan mereka. perut jerash terasa hangat, lubangnya terasa penuh. ada sedikit yang luber dari lubangnya karena tidak tertampung seluruhnya didalam lubangnya.
“ah, enak banget. kamu tuh enggak pernah ngecewain, jerash. apalagi kalo lagi nurut gini.”
“u—udah...” jerash meremat kedua lengan marko karena marko menggerakkan penisnya lagi di dalam dirinya.
dan, begitulah cara mereka berbaikan. seluruh emosi mereka seketika hilang karena aksi bercinta mereka yang meluapkan semua rasa marah. memang, harus ada yang mengalah. harus ada yang benar-benar butuh untuk disentuh agar mereka bisa kembali menjadi sepasang kekasih lagi.
bibir mereka kembali bersatu. kini hanya lumatan lembut yang lama menjadi penutup aksi cinta mereka di ranjang.
“perutku hangat. isinya peju kamu.”
“nanti juga isinya anak kita.”
lalu mereka berdua tertawa. tidur dalam keadaan telanjang dibalik selimut sambil berpelukan.